Adabeberapa pilihan bacaan dzikir yang bisa kita jadikan amalan beserta keutamaannya masing-masing. Kalimat-kalimat tersebut adalah: Lafal Dzikir 1 سُبْحَانَ اللَّهِ ووَبِحَمْدِه Subhaanallaahi wa bihamdih. Maha Suci Allah, aku memujiNya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Lafal Dzikir 2 (Dua Kalimat Yang Ringan Di Lisan, Berat Di Timbangan)
TANTANGAN HARI KE-294 TANTANGANGURUSIANA Manusia hidup dengan membawa sifat-sifat kodratnya yang diantaranya adalah memiliki hasrat untuk hidup sukses dan sejahtera dengan harta yang berkecukupan serta terjamin sampai ke anak hingga cucu maupun cicit yang merupakan keturunannya. Kiat sukses yang terpenting dalam ajaran agama Islam adalah dengan cara berdoa dan berikhtiar. Berdoa adalah upaya yang dilakukan dengan cara mendekatkan diri dan merayu’ Allah supaya lebih bermurah hati dalam Memperlancar Rezeki seorang hamba yang taat dan selalu menyeratkan Allah dalam setiap hal yang ia kerjakan. Contohnya adalah dengan cara menegakkan ibadah-ibadah wajib serta mendirikan amalan-amalan sunnah seperti sholat sunah, puasa sunah, dzikir, dan amalan-amalan lainnya. Sedangkan berikhtiar adalah bentuk upaya yang melibatkan hal-hal duniawi seperti dengan mendirikan usaha, berdagang, bekerja atau kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan imbalan atau keuntungan sekaligus turut membantu atau mempermudah urusan orang lain dengan usaha yang kita lakukan. Jenis ikhtiar yang seperti ini sangat dianjurkan dalam agama Islam, bekerja yang seperti ini bahkan dikategorikan sebagai ibadah yang juga merupakan suatu kemuliaan bagi para pemeluknya yang dengan ikhlas bekerja mengharapkan keridhaan Allah SWT. Namun begitu, tidak semua pekerjaan mulia di mata Allah. Pekerjaan yang diridhai oleh Allah adalah pekerjaan yang dilandasi oleh adab dan etika tertentu, Diniatkan Ikhlas Karena Allah SWT Lillahi Ta’ala Tidak hanya ibadah yang harus diniatkan semata-mata karena mengharap ridha dari Allah SWT, akan tetapi dalam bekerja juga harus meluruskan niat yang hanya boleh ditujukan semata-mata untuk ridha Allah SWT. Artinya kita memahami bahwa bekerja tidak melulu soal mencari kegiatan, uang dan keuntungan tapi lebih daripada itu, adalah kewajiban seorang manusia kepada Allah SWT untuk bekerja, untuk mencari nafkah, serta untuk menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya. Bekerja Dengan Tekun Dan Sungguh-Sungguh Totalitas dalam bekerja sangatlah penting dan menjadi hal yang mendasar, karena dari sini terlihat seberapa profesional kita dalam melakukan pekerjaan. Esensi dari bekerja adalah bagaimana kita memenuhi kewajiban-kewajiban kita dalam pekerjaan yang kita lakukan seperti kehadiran yang tepat pada waktunya, menyelesaikan dan menuntaskan pekerjaan yang kita tanggung, tidak menunda-nunda terlebih mengabaikan pekerjaan yang kita tanggung. Mengutamakan Kejujuran Dan Amanah Dalam Bekerja Setiap pekerjaan yang kita lakukan pastinya butuh pertanggungjawaban baik dihadapan Allah SWT maupun di hadapan manusia. Oleh karena itu menjaga keridhan Allah dan kepercayaan konsumen atau klien sangatlah penting karena kesuksesan kita juga bergantung dari kepuasan dan kepercayaan mereka dengan cara menjadi pekerja yang jujur dan amanah. Memahami Dan Menerapkan Etika Sebagai Seorang Muslim Islam adalah agama yang memiliki etika dan adab yang sangat menjunjung tinggi kesopanan maupun kehormatan seseorang. Dalam bekerja, etika sangat penting dilakukan agar dalam bekerja kita mencerminkan seorang muslim yang santun dalam berbagai hal mulai dari tutur kata dalam memilih bahasa saat berbicara, bertegur sapa, berpakaian, berinteraksi bergaul dengan rekan. Etika ataupun akhlak yang diterapkan dalam pekerjaan merupakan suatu perwujudan dari kesempurnaan iman seorang mu’min. Tetap Memegang Teguh Prinsip-Prinsip Syariah Selain menjaga etika atau akhlak, seroang muslim juga wajib untuk tetap memegang teguh prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang digelutinya. Semakin pesatnya kemajuan jaman, prinsip-prinsip syarah dalam bekerja memang akan semakin sulit karena berkaitan dengan kemajuan, keuntungan dan penghasilan lebih dari pekerjaan yang kita lakukan namun hal ini menjadi tantangan bagi iman seorang pekerja supaya senantiasa meningkatkan keimanan dan mempertahankan kehalalan suatu pekerjaan serta meninggalkan hal-hal yang haram. Menjaga Ukhuwah Islamiyah Persaingan dalam pekerjaan pasti bisa saja terjadi namun perlu diingat ukhuwah islamiyah antara sesama muslim adalah wajib hukumnya untuk senantiasa kita jaga dan pererat. Hal-hal yang sekiranya akan menimbulkan ketidak harmonisan atau bahkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin harus dihindari agar Islam tetap satu dan sesama Muslim tetap memiliki hubungan silaturahmi yang baik. bekerjalebihbaikdanbenar belajarsepanjanghayatAGAMA Islam sangat menganjurkan kepada penganutnya untuk bergerak dan berkarya selama hayat masih di kandung badan. Rasulullah SAW memberikan ultimatum agar umatnya senantiasa berusaha dan berhati-hati ketika waktu luang. Artinya, umat Islam dituntut memahami dengan baik prinsip etos kerja dalam Islam. Waktu kosong bisa menjadi ladang subur bagi setan untuk menanamkan kemungkaran. Dengan demikian, bekerja adalah jalan lain untuk membendung kejahatan. Dengan kata lain, orang yang bekerja keras hakikatnya sedang merintis jalan kemuliaan. BACA JUGA Pekerjaan Terbaik adalah Bertani, Benarkah? Di tengah merebaknya wabah Covid-19, banyak kesulitan yang datang melanda. Tak sedikit kini orang sulit mencari nafkah, mengalami PHK, bangkrut, hingga bertambahlah pengangguran-pengangguran baru. Namun, kondisi ini tak boleh kita jadikan alasan untuk berputus asa, apalagi sampai bermalas-malasan dalam bekerja dan berusaha. Berjuang, berusaha, dan bekerja merupakan suatu keniscayaan dalam hidup, baik dikala keadaan susah maupun senang. Menurut Ibnu Atsir, bekerja adalah termasuk bagian dari sunnah para nabi. Nabi Zakaria as. berprofesi tukang kayu. Nabi Daud as. membuat baju besi dan menjualnya sendiri. Bahkan sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah, Nabi Daud itu tidak akan makan kecuali dari hasil jerit payahnya sendiri. Siapa yang tidak mengenal Nabi Allah Daud as.? Selain seorang nabi, beliau telah diberi oleh Allah swt. kekuasaan dan harta yang melimpah. Meski demikian, beliau tidak pernah merasa gengsi untuk bekerja dengan tangannya sendiri guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Beliau tidak mengajarkan berpangku tangan dan mengharap belas kasih dari orang lain atau dari umat yang dipimpinnya. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Sungguh salah seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada ia meminta kepada orang lain, baik orang itu memberinya atau menolaknya. HR. Bukhari dan Muslim Imam Abu al-Qasim al-Husain bin Mufaddal bin Muhammad al-Isfihani 502 atau lebih kita kenal dengan Raghib Isfihani dalam karyanya Mu’jam al-Mufradat Li Al-Fadz al-Qur’an mengatakan, “Barang siapa yang tidak mau berusaha dan bekerja, maka nilai kemanusiaannya telah rusak bahkan kebinatangannya, dan menjadi orang yang telah mati.” Dalam konteks kehidupan sehari-hari dapat kita ambil contoh. Misalnya, masyarakat lebih mengapresiasi tukang sayur keliling yang mampu menghidupi dirinya secara mandiri daripada meminta-minta dan menjadi pengangguran. Allah telah mengajarkan keseimbangan dalam menjalani kehidupan. Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk mencari rezeki di siang hari, dan pada malam harinya digunakan untuk beristirahat mengumpulkan tenaga agar bisa bekerja kembali pada esok harinya. Allah berfirman, “Dan kami telah menjadikan malam sebagai pakaian waktu istirhat. Dan menjadikan siang sebagai penghidupan bekerja.” QS. An-Naba 10-11 Bermalas-malasan merupakan salah satu sifat yang dimiliki setan. Setan akan selalu berusaha membisikkan kepada manusia agar meninggalkan usaha dan ikhtiar. Setan akan meniupkan rasa malas pada diri manusia agar berhenti berusaha, cukup menunggu takdir Allah datang. Padahal rezeki tidak akan pernah datang tanpa adanya kerja keras. Orang yang dengan gigih bekerja keras, mencari rezeki dari memeras keringat dan makan dari hasil kerja kerasnya, maka hal itu lebih baik dari makan hasil yang diperoleh dari harta warisan atau pemberian orang lain. Orang yang istiqamah bergerak dan bekerja menandakan keimanan yang bersangkutan dalam kondisi aktif dan dinamis. Sebaliknya, bagi mereka yang bermalas-malasan atau gemar berpangku tangan, menandakan bahwa dirinya sedang dilanda impotensi keimanan. Allah SWT berfirman, “Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepadamu perihal yang telah kamu kerjakan.” QS. At-Taubah 105 Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan.” QS. Al-Ankabut 17 Dengan berdasarkan ayat ini maka menjadi jelas bahwa rezeki memang harus diusahakan, bukan ditunggu datang sendiri. Di dalam ayat yang lain, Allah secara tegas menyatakan bahwa cara mendapatkan rezeki adalah dengan bekerja. Dalam kitab Syu’abul Iman hal 124, Imam Nawawi menyebutkan 4 prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah. Keempat prinsip etos kerja itu harus dimiliki oleh kaum yang beriman, yaitu Bekerja dengan cara yang halal Thalab Ad-Dunya Halalan. Bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup orang lain Ta’affufan An Al-Mas’alah. Bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga Sa’yan Ala Iyalihi Bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga Ta’atthufan Ala Jarihi. BACA JUGA Jangan Mengeluh jika Lelah Bekerja Dengan mengetahui 4 prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah SAW kita dapat melihat bahwa kemulian suatu pekerjaan tidak dapat dinilai dari jenisnya. Setelah memenuhi empat prinsip di atas, nilai suatu pekerjaan akan diukur dari kualitas niat Shahihatun Fi An-Niyat dan pelaksanaannya Shahihatun Fi At-Tahshil. Inilah pekerjaan yang bernilai ibadah dan kelak akan mengantarkan pelakunya ke pintu surga. Dalam beberapa hadisnya, nabi menjelaskan bahwa orang yang bekerja keras akan mendapatkan berbagai kemuliaan. Orang yang bekerja keras mencari nafkah, Allah akan mengampuni dosanya. Orang yang bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya akan dimasukkan golongan Sabilillah, dan kelak di akhirat akan datang dengan wajah laksana bulan purnama. [] SUMBER BINCANGSYARIAHYuklangsung simak saja ulasanyya dibawah ini. 1. Berzakat. Setiap rezeki yang kamu dapatkan ada hak orang miskin yang tidak mampu bekerja sepertimu sebesar 2,5% dan wajib kamu salurkan. Secara teori, ketika kamu mendapatkan rezeki maka kamu dipercaya oleh Allah untuk menyalurkan rezeki kepada makhlukNYA yang lain.
Padahalantara keduanya ibarat dua sisi mata uang yang selalu beriringan. Tidak ada yang harus dipertentangkan, malah harus disinergikan. KH Aziz Manshur tampil sebagai pembicara tunggal di kegiatan Pengajian Selapanan yang ajeg diselenggarakan aktifis di kepengurusan MWC NU Sumobito Jombang Jawa Timur, Sabtu malam (27/9).
CEO Notes Maret 2017 Makna Ikhlas Dalam Bekerja Assalamualaikum Wr. Wb Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Bekerja merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Tetapi perlu kita ketahui saudaraku, bahwa bekerja juga perlu untuk dilandasi dengan keikhlasan. Ya, Ikhlas, suatu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sebuah kata yang singkat namun sangat besar maknanya. Sebuah kata yang juga dimaknai dalam Agama Islam apabila seandainya seseorang terhilang darinya, maka akan berakibat fatal bagi kehidupannya. Bekerja di Yayasan harus dilandasi dengan kerja ikhlas. Ikhlas mengabdi, memberikan jasa kita agar Yayasan senantiasa dapat terus ada dan mampu melayani Negeri. Makna kerja ikhlas disini adalah kerja hati. Seseorang yang kerja keras dan kerja cerdas belum tentu mampu bekerja ikhlas. Maka dari itu, kita juga harus melatih diri kita untuk bekerja ikhlas, supaya hari-hari penuh dengan ibadah. Saudaraku, tentunya kita semua sepakat bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa . Kita sebagai manusia, seringkali terlupa untuk memaknai kata ikhlas dalam bekerja. Dengan terlupakannya makna ikhlas tersebut akan beriringan dengan munculnya rasa pamrih saat bekerja. Rasa pamrih merupakan lawan kata dari ikhlas. Ketika rasa pamrih mulai muncul, maka akan muncul pula berbagai pertanyaan dalam diri. Apa yang Yayasan ini berikan kepada kita? Selalu mengharapkan balas jasa dari apa yang dikerjakan. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah sebaliknya, bertanyalah pada diri kita sendiri. Apa yang sudah kita kerjakan bagi Yayasan? Sudah maksimalkah usaha kita dalam bekerja di Yayasan? Muncul rasa malu didalam diri karena belum merasa memberikan jasa yang besar bagi Yayasan. Saudaraku, adanya rasa pamrih dalam diri kita merupakan penghambat terbesar dalam bekerja. Tidak disiplin, banyak mengeluh, malas dan tidak bekerja dengan maksimal merupakan buah pahit yang dihasilkan dari rasa pamrih. Memang tak mudah untuk dapat mengimplementasikan ikhlas pada semua yang kita kerjakan, namun bukan berarti tidak dapat dilakukan. Jiwa keikhlasan membuat orang bekerja tanpa pamrih. Dengan kerja tanpa pamrih, seseorang akan mengeluarkan energinya dengan maksimal tanpa berpikir terlebih dahulu apa yang akan ia dapatkan dari hasil kerjanya. Mental bekerja keras tanpa harus disuruh terlebih dahulu inilah yang perlu kita serap dari energi ikhlas yang memancar. Jika kita bekerja dengan ikhlas, maka energi kreatif yang bisa kita berikan tidak akan pernah habis. Inovasi dan kreativitas itu seakan terus mengalir karena memang tidak dibatasi oleh pamrih apapun. Rasa ikhlas harus senantiasa ada bukan hanya pada awal bekerja dan ketika bekerja, bahkan pada saat kita harus mengestafetkan posisi kita pun harus dibarengi dengan keikhlasan. Karena masa memberikan jasa kita sudah berakhir, jasa kita adalah waktu kita bekerja. Generasi selanjutnya yaitu pengganti kita juga akan memberikan jasanya kepada Yayasan ini. Dengan rasa ikhlas yang tertanam dalam diri, menjadikan jasa selama kita bekerja memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terhadap Yayasan dan masyarakat banyak. Wassalamualaikum Dwi S. Purnomo Post navigation Dalamal-Qur'an, kata yang semakna dengan bekerja adalah 'amala (عمل) . Kata itu selalu disebut beriringan dengan amana (آمن) artinya beriman. Dengan merujuk kepada Al-Qur'an, kita jadi tahu bahwa bekerja bukan hanya penting dalam Islam, tetapi juga perwujudan langsung dari keimanan terhadap Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Kebanyakan orang bermimpi untuk bekerja sesuai dengan hobi mereka. Dengan harapan, mereka bisa menjalani segala tugas dan tanggung jawab dengan senang hati. Namun, tidak semua orang beruntung bisa dibayar atas hobi yang ia miliki. Beberapa orang justru merasa terjebak karena harus mejalani rutinitas di luar apa yang mereka senangi. Tak jarang waktu yang digunakan untuk berjibaku di kantor justru lebih menyita ketimbang untuk mengembangkan apa yang disuka. Menggunakan waktu libur untuk menjalani hobi bahkan mencuri-curi waktu luang di sela kerja kadang juga dilakukan. Dan masa-masa ini yang selalu membuatmu risau kenapa tidak menyerah saja dan mulai dari awal lagi memperjuangkan hobi. Apakah pekerjaan harus selalu berbanding lurus dengan hobi? Rasanya tidak perlu dipaksakan juga. Banyak orang yang bisa sukses menjalani keduanya berbarengan. Beberapa alasan ini akan membuatmu tetap nyaman pergi ngantor sambil menyelami hobi yang berbeda bidang. 1. Mendapat teman lebih banyakBerkumpul dengan orang-orang yang memiliki hobi sama memang menyenangkan. Saling bertukar informasi, pengalaman, bahkan ilmu baru bisa dilakukan. Tanpa harus merogoh dompet dan menguras waktu, bergabung dengan komunitas hobi bisa menjadi pilihan untuk mengasah hobimu secara mereka yang tergabung dalam komunitas hobi berasal dari latar belakang yang beragam. Bergabung dengan komunitas juga bisa menambah jaringan pertemanan. Kamu jadi punya banyak pilihan teman untuk diajak jalan-jalan. Dan siapa yang tahu dari sekian banyak anggota komunitas itu, ada salah satu yang ternyata nyantol sama kamu dan berujung di Kesempatan mencari tambahan penghasilanSelama ini penghasilan utamamu hanyalah dari pekerjaan tetapmu. Namun, tak jarang uangmu malah sudah tandas di tengah bulan. Ingin coba berdagang untuk mencari tambahan, tapi tak yakin dengan kemampuan marketingmu yang tak coba jadikan hobimu sebagai ladang tambahan. Hobi yang dilakoni secara serius bisa juga mendatangkan uang. Kamu bisa ngamen di kafe bagi yang memiliki hobi nyanyi atau mengirimkan tulisan atau hasil jepretanmu pada media. Biasanya mereka juga memberikan honor bagi pekerja lepas. Dengan ini kamu juga akan lebih semangat menekuni Produktifitas bertambahSebagai pegawai, rutinitas di kantor yang melelahkan akan membuatmu memilih langsung tidur saat tiba di rumah. Bermalas-malasan saat libur datang juga menjadi pilihanmu sebagai balas dendam letihmu selama seminggu. Namun, kelamaan kebiasaan ini tidak baik juga. Masih banyak hal yang bisa dilakukan dibanding leyeh-leyeh di kasur hobi akan menjadikanmu lebih bersemangat sepulang kerja. Karena itu saatnya kamu berselancar di dunia maya mencari referensi hobimu atau sekadar mengobrol di grup media sosial komunitas. Di akhir pekan, saatnya mengeksekusi segala ide yang sudah terkumpul. Seharian di kamar pun tak masalah kalau ternyata bisa menyelesaikan 3 karya DIYmu kan. Atau berkumpul bersama band-mu untuk menyelesaikan lagu ciptaanmu. 4. Menghindari kejenuhanKejenuhan bisa datang karena keberulangan aktivitas setiap harinya. Apalagi bagi kamu yang memiliki tipa pekerjaan statis yang hanya mengutak-atik satu hal saja. Namun, siapa bilang menjadikan hobi sebagai pekerjaan akan selalu menyenangkan. Rasa jenuh dengan kegiatan yang itu-itu saja tetap akan membuat hobi sebagai sampingan pekerjaan membuatmu memiliki pilihan kegiatan yang lebih variatif. Hobi yang dilakukan pada akhir pekan bisa menjadi stimulan yang baik untuk mengawali pekerjaan di hari Senin. 5. Lebih banyak ilmu dan pengalaman yang didapatMenggali ilmu tidak berhenti dengan ritual wisuda kan? Atau hanya karena saat ini pekerjaanmu sebagai guru, maka bukan berarti apa yang kamu baca hanya sekadar berita tentang belajar akan dimiliki kalau kita menyukai apa yang kita pelajari. Maka mempelajari segala yang berhubungan dengan hobi pastinya lebih membuatmu bergairah. Dengan ini, kamu akan punya pengetahuan di samping apa yang kamu geluti setiap harinya. Belum lagi berbagai pengalaman yang sudah kamu alami. Hal ini pasti menjadi bekal yang berarti bagi kehidupanmu kelak. Siapa yang tahu hobimu bisa berkembang dan jadi penghasilan utamamu justru saat kamu memasuki masa-masa pensiun. Semua cerita ini juga bisa menjadi dongeng yang menarik bagi anak cucu kita kelak. Menjadi orang tua dengan segudang pengalaman tentunya akan membuat anak lebih Menjalani pekerjaan di luar hobimu tidak selamanya buruk. Bahkan malah mendatangkan beberapa keuntungan tanpa kita sadari sebelumnya. Selama kita bisa mengatur diri dan waktu yang kita miliki dengan baik, tak perlu risau untuk menjalani keduanya. Fokus pada pekerjaan selama di kantor dan di luar itu, kamu masih bisa melakukan hobimu dengan leluasa. Dan yang pasti tetap ingat untuk selalu menjaga tubuhmu tetap prima. Jangan memaksakan kalau badanmu sudah mulai protes ya. Intinya, lakukanlah apa yang membuatmu tetap bahagia. Dan jangan lupa selalu ucapkan terima kasih pada Tuhan atas bakat dan kemampuan yang kamu miliki saat ini. Selamat berbahagia dan jangan lupa bersyukur setiap harinya. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ” Amalsaleh adalah perbuatan atau sikap yang harus di miliki oleh setiap muslim sebab orang yang amal saleh akan menjadi penghuni surga serta kekal didalamnya. tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Ayat Al-Qur'an dan Hadits Tentang Etos Kerja.Ingat ketika Anda sahur dan berbuka puasa, Anda sedang mengisi energi Anda. Namun, bukan berarti porsi makanan yang Anda ambil harus berlebihan. Untuk sahur, makanlah secukupnya, karena makan berlebihan akan membuat Anda malah mengantuk dan lemas. Bekerja selama bulan puasa selalu memiki kenikmatan dan juga tantangan tersendiri. Karena disaat bulan puasa inilah, ita suka mengeluh ataupun lemas saat bekerja. Namun jangan khawatir, berikut adalah 7 tips untuk Tetap Semangat Bekerja selama Bulan Puasa 1. Niat Miliki niat untuk bekerja dengan semangat dan tetap optimal. Meski tantangan di bulan puasa bertambah dengan harus kewajiban agama, seperti menahan lapar, menahan nafsu, dan lainnya, pastikan kamu tetap memiliki niat untuk bekerja dengan semangat. Ketika kamu sudah memiliki niat, tips-tips berikutnya akan dapat kamu praktikkan dengan mudah. 2. Porsi makan saat sahur yang cukup Ingat ketika Anda sahur dan berbuka puasa, Anda sedang mengisi energi Anda. Namun, bukan berarti porsi makanan yang Anda ambil harus berlebihan. Untuk sahur, makanlah secukupnya, karena makan berlebihan akan membuat Anda malah mengantuk dan lemas. Pilih menu-menu yang seimbang, dalam artian mengandung karbohidrat, protein, dan serat. Terutama makanan yang mengandung serat akan dapat membantu menahan rasa lapar. Perbanyaklah konsumsi sayur dan buah. 3. Atur jam tidur Ada dua jadwal tidur yang perlu kamu atur. Pertama adalah saat malam, jika kamu punya kebiasaan tidur larut malam, lebih baik kamu hindari di bulan puasa ini. Cobalah tidur lebih awal karena kamu akan bangun lebih awal dari bulan-bulan lainnya. Kedua adalah saat setelah sahur dan salat subuh. Ada baiknya kalau Anda tidak melanjutkan tidur, karena bisa-bisa Anda malah merasa tidak segar ketika terbangun. Lebih baik Anda mengisi waktu dengan berolahraga atau refreshing. Jika waktu kerja Anda di pagi hari, seperti jam 7-9, berangkatlah segera. Poin penting dari bulan puasa adalah ibadah yang rutin dan tidak bolong. Jika sebelumnya kamu sulit untuk beribadah secara rutin, ini adalah bulan yang tepat untuk kamu memperbaiki ritme beribadah. Terakhir, lakukan dengan ikhlas kegiatan beribadah ini. 4. Selingi kerja Anda agar tidak bosan dan tidak lemas Di bulan puasa ini, manfaatkan jam istirahat makan siang untuk dengan aktivitas-aktivitas yang menyegarkan diri Anda. Kegiatan seperti olahraga, dapat membuat Anda merasa segar dan relaks. Atau cobalah berjalan-jalan di lingkungan kantor, dan sesekali ngobrol dengan rekan sekantor. Jika kantor Anda memiliki fasilitas seperti bermain billiard, menonton tv, bermain video game, manfaatkanlah untuk refereshing. Bisa juga Anda mengisinya dengan tidur siang, selama 20-30 menit. Dengan begitu Anda akan merasa segar dan siap bekerja kembali. 5. Hindari kafein di bulan puasa Kafein di hari biasa mungkin dapat memberi Anda kesegaran, terutama saat mengantuk. Namun di bulan puasa, hindari mengonsumsi kafein di saat buka puasa dan sahur, karena dapat melukai lambung Anda dan membuat Anda sakit, jadi pastikan bekerja selama bulan puasa tidak mengkonsumsi kafein pada saat sahur. 6. Jaga kesehatan tubuhmu Anda pemilik tubuh Anda sendiri, kenali kapasitas tubuhmu sendiri. Hindari makanan yang tidak menyehatkanmu, kegiatan yang tidak mendukung produktivitasmu, dan lainnya. Jika badanmu sehat, maka pekerjaan apapun dapat kamu lalui dan kamu dapat berkontribusi maksimal. 7. Rutin beribadah Poin penting dari bulan puasa adalah ibadah yang rutin dan tidak bolong. Jika sebelumnya kamu sulit untuk beribadah secara rutin, ini adalah bulan yang tepat untuk kamu memperbaiki ritme beribadah. Terakhir, lakukan dengan ikhlas kegiatan beribadah links Kursus bahasa Inggris
loading...Dalam satu hadis disebutkan bahwa bekerja mencari rezeki yang halal dengan tangan sendiri adalah penggugur dosa. Foto/dok jomwaqafdotcom Bekerja mencari nafkah merupkan ibadah yang sangat mulia. Islam menggolongkannya sebagai salah satu Jihad Fii Sabilillah. Dalam satu hadis disebutkan bahwa bekerja mencari rezeki yang halal adalah penggugur Abu Hurairah berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda 'Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan salat, puasa, haji dan juga umrah." Sahabat bertanya, "Apa yang bisa menghapuskannya wahai Rasulullah?". Beliau menjawab, "Semangat dalam mencari rezeki". HR at-Thabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Ausath I/38 Baca Juga Dari Ka'ab bin Umrah berkata, "Ada seseorang yang berjalan melalui tempat Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Orang itu sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat lalu berkata, 'Ya Rasulullah, andaikata bekerja seperti dia dapat digolongkan Fii Sabilillah, alangkah baiknya.' Lalu Rasulullah bersabda, 'Jika ia bekerja untuk mengidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah Fii Sabilillah; Jika ia bekerja untuk membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah Fii Sabilillah; dan jika ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu adalah Fii Sabilillah..." HR at-ThabraniDai lulusan Al-Azhar Mesir Ustaz Rikza Maulan mengatakan, muslim yang bekerja dengan kesungguhan dan ikhlas karena Allah akan mendapat ganjaran sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Untuk mewujudkan nilai-nilai ibadah dalam bekerja, setiap muslim wajib mengetahui adab dan etikanya. Berikut Adab dan Etika Bekerja dalam Islam1. Bekerja dengan Ikhlas karena AllahIni merupakan hal terpenting bagi seorang yang bekerja. Artinya ketika bekerja, niat utamanya adalah karena Allah. Setiap muslim harus sadar bahwa bekerja adalah kewajiban dari Allah yang harus dilakukan setiap hamba. Ia harus sadar bahwa memberi nafkah kepada diri dan keluarga adalah kewajiban. Ia pun mengetahui, bahwa hanya dengan bekerjalah ia dapat menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya seperti zakat, infak dan sedekah. Dalam menjalani pekerjaannya dianjurkan untuk memulainya dengan dzikir kepada Itqon, Tekun dan Sungguh-sungguh Dalam BekerjaImplementasi dari keikhlasan dalam bekerja adalah itqon profesional dalam pekerjaannya. Ia sadar bahwa kehadiran tepat pada waktunya, menyelesaikan kewajibannya secara tuntas, tidak menunda-nunda pekerjaan, tidak mengabaikan pekerjaan, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari esensi bekerja itu sendiri. Dalam satu hadis riwayat Sayyidah Aisyah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda "Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan menyempurnakan pekerjaannya." HR at-Thabrani3. Jujur dan AmanahAdab yang tak kalah pentingnya ketika bekerja adalah jujur dan amanah. Pada hakikatnya pekerjaan yang dilakukannya merupakan amanah, baik secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari Allah akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaannya. Implementasi jujur dan amanah dalam bekerja di antaranya tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, tidak curang, objektif dalam menilai. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan janji bagi orang yang jujur dan amanah akan masuk ke dalam surga bersama para shiddiqin dan syuhada'. Dalam hadits riwayat Imam Turmudzi, dari Abu Said Al-Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda "Pebisnis yang jujur lagi dipercaya anamah akan bersama para Nabi, shiddiqin dan syuhada."4. Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seorang muslim, seperti etika berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mukmin. Dalam sebuah hadis, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya." HR at-Turmudzi. Dalam bekerja, seorang mukmin dituntut untuk bertutur kata yang sopan, bersikap yang bijak, makan dan minum sesuai dengan tuntunan Islam. Berhadapan dengan kustomer dengan baik, rapat juga dengan sikap yang terpuji dan sebagainya. Bahkan dalam hadis lain, Nabi menggambarkan bahwa terdapat dua sifat yang tidak mungkin terkumpul dalam diri seorang mu'min, yaitu bakhil dan akhlak yang buruk. HR at-Turmudzi5. Tidak Melanggar Prinsip-prinsip SyariahAspek lain dalam etika bekerja adalah tidak melanggar prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaannya. Dari substansi dari pekerjaannya, seperti memproduksi barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan seperti pornografi dan permusuhan, riba, risywah. Kedua dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti tidak menutup aurat, ikhtilat antara laki-laki dengan perempuan, membuat fitnah dalam persaingan dan sebagainya. Pelanggaran-pelanggaran terhadap prinsip syariah, selain mengakibatkan dosa dan menjadi tidak berkahnya harta, juga dapat menghilangkan pahala amal saleh kita dalam bekerja. Allah berfirman "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlal kepada Rasul-Nya dan janganlah kalian membatalkan amal perbuatan/pekerjaan kalian.." QS Muhammad 336. Menghindari SyubhatDalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui kezaliman atau pelanggarannya terhadap syariah. Dan syubhat semacam ini dapat berasal dari internal maupun eksternal. Karena itu, kita diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, "Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan..." HR. Muslim7. Menjaga Ukhuwah IslamiyahAspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah antara sesama muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin. Rasulullah صلى الله عليه وسلم sendiri mengemukakan tentang hal yang bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah di kalangan kaum muslimin. Beliau mengemukakan, "Dan janganlah kalian menjual barang yang sudah dijual kepada saudara kalian." HR. Muslim. Karena jika terjadi kontradiktif dari hadits di atas, tentu akan merenggangkan juga ukhuwah Islamiyah diantara mereka; saling curiga, su'uzhon. Karena masalah pekerjaan atau bisnis yang menghasilkan uang, akan sangat sensitif bagi palakunya. Kaum Anshar dan Muhajirin yang secara sifat, karakter, background dan pola pandangnya sangat berbeda telah memberikan contoh sangat positif bagi kita; yaitu ukhuwah islamiyah. Salah seorang sahabat Anshar bahkan mengatakan kepada Muhajirin, jika kamu mau, saya akan bagi dua seluruh kekayaan saya; rumah, harta, kendaraan, bahkan yang sangat pribadipun direlakan, yaitu istri. Hal ini terjadi lantaran ukhuwah antara mereka yang demikian kokohnya. Baca Juga Wallahu A'lamrhs
5K2SyLv.